Selasa, 29 Mei 2012

Konsep Wu Wei Dalam Agama Tao




Tao memiliki konsep Wu Wei dapat di artikan “tanpa berbuat”, “dapat bertindak” atau sarjana Barat dapat mengartikannya dengan istilah “non action”. Dalam konsep agama Tao, Wu Wei  tersebut bukanlah  hanya sekedar sebutan dan hanya di fahami diri manusia, tapi harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam agama Tao, Wu Wei yang diartikan tanpa  berbuat atau bertindak tersebut jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari  dapat menyelasaikan segala macam persoalan. Lao-tse menunjukan betapa pentingnya konsep Wu Wei dalam kehidupan manusia. Cukup banyak ayat-ayat Tao te Ching yang mengulas secara panjang lebar tentang Wu Wei, diantaranya:
“Tao  selalu menegaskan makna tanpa tindakan bahkan tidak ada yang tertinggal untuk tidak dikerjakan”. Dalam ayat lain pada Tao te ching Wu Wei dijelaskan dalam konteks sebagai berikut:
“Cara untuk bertindak ,” katanya secara sederhana “ adalah dengan hidup”. “Bertindak tanpa aksi, dan berbuat tanpa gaduh”. Dalam ayat-ayat Tao te Ching diatas menunjukan bahwa dalam konsep Wu wei tersebut adalah konsep yang mengacu tanpa berbuat, dan tanpa melakukan tindakan. Dalamhal ini bukan berarti tanpa melakukan tindakan atau berbuat, semua pekerjaan menjadi terbengkalai, sebaliknya dengan tanpa bertindak tersebut semua persoalan dapat terselesaikan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam alam ini.
http://leonardoansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/goresan-pena-sahabatku-paul-kalkoy/wu-wei-sebagai-jalan-menuju-kebaikan-dan-kebahagiaan/
Filsafat Wu wei
Wu wei merupakan konsekuensi logis filsafat tao. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan garis edarnya. Hidup ini tumbuh atau berkembang pada jalannya. Manusia terlahir di dunia, kemudian hidup dan akhirnya mati. Tanpa ada usaha  yang dilakukan oleh manusia, maka siang akan berganti menjadi malam air mengalir dari tempat yang tinggi ke rendah. Jika ada air yang mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi, itu berarti tidak lagi berjalan sesuai dengan aturan Wu Wei.
Wu wei dalam pemerintahan
Satu-satunya yang banyak dirujuk dalam Tao te Ching adalah Tao itu sendiri, karena Tao diyakini sebagai sumber segala sesuatu yang ada di muka  bumi ini.banyak gagasan tentang kebijakan pemerintah juga berlaku untuk manajemen maupun kehidupan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga.Banyak para ahli mengatakan bahwa politik Taois dapat disamakan dengan konsep Eropa Laisse-faire, yaitu pemerintah yang paling sedikit memerintah adalah pemerintah yang baik dan bijaksana. Para kaum bijak Taois menasehati para penguasa yang sedang berkuasa, agar diam mengamati dan membiarkan rakyat berkembang seperti apa adanya. Sebagaiman Lao-tse pernah mengatakan bahwa:
memerintah negeri yang besar sama saja memasak ikan yang kecil”. jika kita memasak ikan didalam panci, dan sebelum ikat tersebut masak, sering kali kita membulak-baliknya, agar masak ikan tersebut merata. Tapi apa akibatnya, jika ikan tersebut sering kita bolak-balik , sebelum ikan tersebut benar-benar masak. Maka ikan itu akan hancur dan bahkan tidak nikmat lagi untuk dimakan. Hal yang sama juga berlaku pada pemerintah, yang terlampau banyak mencampuri urusan rakyatnya, bukan cepat menyelesaikan permasalahan, akan tetapi menimbulkan persoalan yang lebih besar danrumit. Oleh karena itu Lao tse menganjurkan kepada pemerintah yang bijak untuk tidak terlalu mencampuri persoalan rakyatya, biarlah rakyat berjalan dengan sendirinya dan menentukan nasibnya. Begitu juga dengan hukum dan undang-undang yang berlaku dalam suatu Negara,diusahakan jangan telalu banyak pembatasan kepada rakyat, sehingga banyak menimbulkan banyak persoalan, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu persoalan, Lao-tse, Chuang tsu, dan Lien tsu, sama-sama meyakini bahwa larangan yang terlalu banyak terhadap rakyat dapat mencipakan rakyat menjadi memberontak akibat ketidak setujuan, dan menimbulkan kemiskina. Semakin banyak hukum yang di tetapkan, akan semakin banyakpula pencuri, sebagaimana dikatakan Lao tse dalam Tao te Ching, “ Semakin banyak larangan, semakin banyakritual yang dihindari akan semakin melarat pula rakyat… semakin banyak hukum yang ditetepkan, akan semakin banyakpula pencuri, karena itu orang bijak berkata “ selama aku tidak melakukan apa-apa, rakyat akan mengentaskan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar