Selasa, 29 Mei 2012

Aspek Ketuhanan dan Manusia dalam Agama Tao



 Dalam taoisme, ketuhanan terwujud dalam berbagai cara. Dalam pengertian, semua penciptaan yang ada di alam ini adalah suatu wujud ungkapan tentang tuhan atau menggambarkan tentang keberadaan Tuhan. Tuhan secara umum didefinisikan sebagai pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini, dalam agama Tao dikatakan bahwa : “Segala sesuatu datang dari Tao dan akan kembali kepada Tao”. Tao bersifat Tzu Jan (Spontan), Tao bukanlah makhluk tertinggi akan tetapi Tao hanyalah prinsip-prinsip alam yang diyakini tidak dapat dilihat, dirasakan, dibayangkan, dan dibandingkan dengan yang lain. Yang pada dasarnya Tao diartikan sebagai “jalan”, dimana Tao yang awalnya tidak berbentuk dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu mulai melahirkan qi yang asli, kemudian Yin dan Yang, kemudian melahirkan segalanya yang ada di alam ini.
Tao dapat dikenal melalui dewa-dewa yang berasal dari manusia dan mereka digolongkan sebagai dewa setelah mereka mati ,sedangkan tingkat yang lebih tinggi atau tingkat tertingi adalah roh-roh para kaisar. Para pengikut tao memuja dewa-dewa yang meliputi dewa bintang, dewa pencipta alam, sungai-sungai yang dianggap penting dan gunung-gunung suci.
Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan pada kosmologi orang cina, dimana mereka tidak langsung menyembah Tuhan yang maha Esa (Shang Ti/Thian) mereka lebih memilih memuja kepada dewa-dewa dan roh-roh nenek moyang mereka yang dianggap sebagai orang terdekat yang senantiasa menjaga, mengawasi mereka dalam aktifitas sehari-hari. Dalam Taoisme ada beberapa orang yang dianggap sebagai manusia setengah dewa diantaranya : Lao Tze, Taishang, Laojun, Lao. Karena mereka semua telah banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakatnya.

2. Hubungan Manusia Dengan Alam
 Kaum tao berpendapat bahwa agar manusia bisa tetap bertahan hidup maka harus bisa menyesuaikan diri dan menjaga kharmonisan dengan alam, karena itulah konsep dasar ajran tao adalah adnya keharmonisan antara manusia dengan alam semesta.“dari yang satu melahirkan dua, dua melahirkan Tiga (alam beserta isinya), dan tiga melahirkan segalanya” dari Filsafat inilah Manusia tercipta, karena dalam kepercayaan Tao Manusia dipercaya sebagai bagian dari alam. Oleh karena itu manusia tidak akan pernah lepas dari  alam, penganut Tao percaya bahwa agar manusia dapat bertahan hidup maka harus bisa menyelaraskan dengan hukum alam (Wu Wei). Dengan begitu keharmonisan akan selalu terjaga dengan baik tanpa ada kekacauan yang diakibatkan oleh pertentangan sikap manusia dengan hukum alam.
3. Hubungan Manusia Dengan Tuhan
 Manusia sadar akan keterbatasan dirinya yang tidak mampu mengahadapi peristiawa alam seperti longsor, banjir gempa dan lain sebagainya. Oleh karena itu memerlukan pertolongan, perlindungan, dan ketenangan jasmani terlebih lagi Batiniah. Hal ini sebenarnya sangatlah lazim oleh karena itu manusia mulai berfikir dan mengakui bahwa sebenarnya ada kekuatan yang lebih besar yang pernah ada dibandingkan dengan dirinya, dialah “Yang Maha”. Berbagai macam upaya dilakukan oleh manusia untuk bisa berkomunikasi dengan Yang Maha, memanjatkan do`a, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar