Feng shui (Mandarin: 風水) adalah ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga napas kosmik naga. jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik. namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi pembawa nasib buruk. terdapat berbagai aliran feng Shui, di antaranya adalah Bintang terbang, waktu, dan topografi.
Sejarah Feng
Shui
1. Sebelum
dinasti Qin - masa pembentukan (abad 16 - abad 2 sebelum Masehi)
Pada masa sebelum dinasti Qin ilmu Feng Shui dikenal dengan nama Bu Zhai,
yaitu metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai
sebuah lokasi menguntungkan atau tidak. Metode ini sama seperti dengan metode
peramalan Yi Jing dan juga dikenal sebagai Xiang Di atau ada yang
menyebutnya Xiang Zhai yaitu :
1)
Mengevaluasi bentuk - bentuk tanah dataran tinggi dan dataran rendah. 2)
Kecukupan air disebuah lokasi tempat, serta pola aliran air. 3) Kualitas tanah,
subur atau tidaknya. 4) Area lokasi dengan pusat kota. 5) Memenuhi syarat
penghijauan (banyak tanaman / pohon) atau tidak. Pakar - pakar yang ahli dalam
ilmu ini waktu itu disebut dengan istilah Fang Shi, atau seseorang yang
mempelajari ilmu alam dan ilmu metafisika.
2. Dinasti Qin
dan Han - masa perkembangan (abad 2 SM - abad 2 Masehi)
Pada masa ini, ilmu Feng Shui mulai mengalami perkembangan yang mana mulai
disebut dengan istilah Kan Yu. Kan Yu adalah sebuah istilah bahwa
manusia mengerti kehendak alam semesta, sehingga dimana dia tinggal dia harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut tanpa ingin melawannya yang mana
konsep ini terkenal dengan istilah "Tian Ren He Yi". Satu
peristiwa penting yang bisa dicatat dalam masa ini adalah Feng Shui aliran
bentuk dan aliran kompas mulai terpecah dan masing-masing mulai membentuk
teorinya.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini salah satunya
adalah Huang Shi Gong dan Zhang Liang. Mereka juga ahli strategi
militer yang membantu berdirinya dinasti Han.
3. Dinasti
Wei dan Jin - Istilah Feng Shui dibentuk (abad 2 - abad 4 Masehi)
"Zang Feng De Shui, Cheng Sheng Qi" adalah perkataan yang
konon ditulis oleh Guo Pu dalam bukunya yang berjudul Zang Shu. Guo
Pu adalah seorang ilmuwan Taoisme yang juga seorang sastrawan tersohor
waktu itu. Sedangkan kitab Zang Shu membahas mengenai bagaimana
seseorang yang telah meninggal seyogyanya dimakamkan menurut kaidah-kaidah Feng
Shui agar memberikan kemakmuran bagi anak-cucunya. Konsep utama dari kitab Zang
Shu rupanya telah mengilhami banyak para pakar Feng Shui di masa-masa
berikutnya.
4. Dinasti
Sui, Tang, dan 5 dinasti - penyebaran ilmu Feng Shui di seluruh wilayah
Tiongkok (abad 4 - abad 9 Masehi)
Pada masa ini ilmu Feng Shui telah mengalami banyak kemajuan dibanding dengan masa
sebelumnya, karena :
1) Sistim
kerajaan berupa Meritokrasi, yaitu siapa yang memiliki jasa akan dipromosikan
oleh kerajaan, sehingga sistim ujian kenegaraan telah memiliki peranan yang
sangat penting dan dalam ujian tersebut sudah tentu menyangkut ilmu alam
termasuk Feng Shui yang kita kenal saat ini.
2) Yang
Yun Song, seorang pustakawan dinasti Tang telah memformalisasikan aliran
bentuk dengan istilah Xing Shi Pai atau ada yang menyebut aliran ini Jiangsi
Pai.
3)
Terciptanya konsep dasar Feng Shui, yang disebut dengan Huang Di Zhai Jing
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini cukup banyak, antara lain : Qiu Yan
Han, Si Ma Tou Tuo, Yang Yun Song, Ceng Qiu Ji, Ceng Wen Chan, Liao Yu, Huang
Miau Ying.
5. Dinasti Song - masa keemasan Feng Shui
(abad 9 - abad 12 Masehi)
Ada 3
peristiwa penting yang bisa diambil pada masa ini, yaitu :
1) Perbedaan
antara Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas menjadi begitu nyata. 2)
Penggunaan kompas Feng Shui, yang kita sebut dengan Luo Pan mulai umum.
3) Aliran kompas menjadi semakin populer daripada aliran bentuk, dan pada masa
ini telah tercatat lebih dari 120 macam aliran Feng Shui kompas.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini antara lain : Chen
Xi Yi, Wu Jing Luan, Liao Jin Jing, Lai Wen Jun, dan masih banyak lagi
lainnya.
6.
Dinasti Yuan - masa kehilangan ilmu Feng Shui (abad 12 - abad 13 Masehi)
Ini adalah
masa yang paling suram bagi ilmu Feng Shui, mengapa ? Karena pada masa ini,
raja-raja dinasti Yuan adalah orang-orang Mongolia (bangsa asing) yang mana mereka
menjajah Tiongkok dengan berusaha menekan kebudayaannya agar tidak dapat
berkembang. Dalam dinasti ini banyak sekali buku-buku Feng Shui yang dibakar,
sehingga kita kehilangan jejak selama hampir 100 tahun. Tidak ada satu
pakar-pun yang tercatat pada masa ini.
7.
Dinasti Ming dan Qing - Ilmu Feng Shui dipelajari oleh orang awam (abad 13 - 19
Masehi)
Setelah dinasti Yuan digulingkan dan berdirinya dinasti Ming, ilmu Feng Shui
sudah mulai berkembang lagi. Pada masa ini ada beberapa peristiwa penting yang
bisa dicatat :
1) Konsep San
Yuan Jiu Yun (3 era 9 periode) mulai diperkenalkan. 2) Pembedaan antara
aliran San He dan aliran San Yuan semakin jelas. 3) Teori-teori
dan aliran Feng Shui semakin banyak yang berlawanan, membingungkan dan saling
menjatuhkan.
4) Karena
kehilangan masa 100 tahun dijajah oleh orang Mongolia, banyak aliran yang
membawa kembali ideologi Feng Shui dinasti Song dan Tang tanpa latar belakang
yang jelas dan saling berlawanan.
5)
Pada dinasti Qing, Feng Shui bintang terbang menjadi semakin populer.
Pakar-pakar yang ada pada masa ini cukup banyak, antara lain : Liu Bo Wen,
Leng Qian, Mu Jiang Chan Shi, Jiang Da Hong, Zhang Jiu Yi, Jiang Yao, Zhang
Zhong Shan, Wen Ming Yuan, Ma Tai Qing, Shen Zhu Reng, Zhang Xin Yan, dan
banyak lagi lainnya.
8.
Berdirinya RRC - Ilmu Feng Shui dipelajari di seluruh dunia (abad 19 -
sekarang)
Setelah berdirinya RRC, Feng Shui mulanya dianggap
sebagai ilmu takhayul dan membodohkan rakyat sehingga praktek-praktek ini
mulanya dilarang oleh negara selama 50 tahun lebih dan hanya dipraktekkan di
negara Hong Kong, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara. Karena pemerintah
RRC saat ini masih bersikap skeptis terhadap ilmu ini (tidak dilarang maupun
didukung), sedangkan para perantauan Tionghoa sudah menyebar luas diseluruh
dunia, maka keadaan di luar negeri tenang-tenang saja dan dapat menyebarkan
ilmu ini secara bebas
1.
Feng Shui Kuburan
Dalam kebudayaan Chinese, kuburan seseorang itu sangat penting, karena kuburan
seseorang dapat mempengaruhi keadaan keluarganya yang masih hidup. Kuburan
harus dibuat sebaik mungkin selain karena hal tersebut diatas juga adalah
sebagai bukti besarnya penghormatan kepada orang tua, selain itu kuburan orang
tua juga dianggap sebagai suatu tempat / sarana ikatan tali persaudaraan antara
sanak-cucu keluarga sehingga setiap tahun diperingati pada hari Chin Ming /
Ceng Beng ( ) dengan berkumpul dan sembahyang dikuburan leluhur.
http://yinnihuaren.blogspot.com/2011/12/feng-shui-kuburan.html
http://yinnihuaren.blogspot.com/2011/12/feng-shui-kuburan.html
2. Feng Shui
Rumah Tangga
Feng Shui rumah / bangunan kelihatan lebih menarik dan lebih umum
diminati orang. karena Feng Shui rumah dirasakan lebih kuat pengaruhnya dalam
menunjang kehidupan seseorang sebab penerapannya memang lebih nyata dalam
mempengaruhi pola kehidupan. Membuat rencana tata letak / ruang yang baik dalam
Feng Shui rumah / bangunan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
pencahayaan, sirkulasi udara, keindahan, aspek keamanan, kebersihan,
kenyamanan, dan warna (masalah psikologi). Tentunya arah, bentuk dan lokasi
tanah serta rumah / bangunan itu haruslah baik dan sesuai fungsinya sebagai
langkah awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar