Dalam
taoisme, ketuhanan terwujud dalam berbagai cara. Dalam pengertian, semua
penciptaan yang ada di alam ini adalah suatu wujud ungkapan tentang tuhan atau
menggambarkan tentang keberadaan Tuhan. Tuhan secara umum didefinisikan sebagai
pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini, dalam agama Tao dikatakan bahwa :
“Segala sesuatu datang dari Tao dan akan kembali kepada Tao”. Tao bersifat Tzu
Jan (Spontan), Tao bukanlah makhluk tertinggi akan tetapi Tao hanyalah
prinsip-prinsip alam yang diyakini tidak dapat dilihat, dirasakan, dibayangkan,
dan dibandingkan dengan yang lain. Yang pada dasarnya Tao diartikan sebagai
“jalan”, dimana Tao yang awalnya tidak berbentuk dan tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu mulai melahirkan qi yang asli, kemudian Yin dan Yang, kemudian
melahirkan segalanya yang ada di alam ini.
Tao dapat
dikenal melalui dewa-dewa yang berasal dari manusia dan mereka digolongkan
sebagai dewa setelah mereka mati ,sedangkan tingkat yang lebih tinggi atau
tingkat tertingi adalah roh-roh para kaisar. Para pengikut tao memuja dewa-dewa
yang meliputi dewa bintang, dewa pencipta alam, sungai-sungai yang dianggap
penting dan gunung-gunung suci.
Hal ini
memang sudah menjadi kebiasaan pada kosmologi orang cina, dimana mereka tidak
langsung menyembah Tuhan yang maha Esa (Shang Ti/Thian) mereka lebih memilih
memuja kepada dewa-dewa dan roh-roh nenek moyang mereka yang dianggap sebagai
orang terdekat yang senantiasa menjaga, mengawasi mereka dalam aktifitas
sehari-hari. Dalam Taoisme ada beberapa orang yang dianggap sebagai manusia
setengah dewa diantaranya : Lao Tze, Taishang, Laojun, Lao. Karena mereka semua
telah banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakatnya.
2. Hubungan
Manusia Dengan Alam
Kaum
tao berpendapat bahwa agar manusia bisa tetap bertahan hidup maka harus bisa
menyesuaikan diri dan menjaga kharmonisan dengan alam, karena itulah konsep
dasar ajran tao adalah adnya keharmonisan antara manusia dengan alam
semesta.“dari yang satu melahirkan dua, dua melahirkan Tiga (alam beserta
isinya), dan tiga melahirkan segalanya” dari Filsafat inilah Manusia tercipta,
karena dalam kepercayaan Tao Manusia dipercaya sebagai bagian dari alam. Oleh
karena itu manusia tidak akan pernah lepas dari alam, penganut Tao
percaya bahwa agar manusia dapat bertahan hidup maka harus bisa menyelaraskan
dengan hukum alam (Wu Wei). Dengan begitu keharmonisan akan selalu terjaga
dengan baik tanpa ada kekacauan yang diakibatkan oleh pertentangan sikap
manusia dengan hukum alam.
3. Hubungan
Manusia Dengan Tuhan
Manusia
sadar akan keterbatasan dirinya yang tidak mampu mengahadapi peristiawa alam
seperti longsor, banjir gempa dan lain sebagainya. Oleh karena itu memerlukan
pertolongan, perlindungan, dan ketenangan jasmani terlebih lagi Batiniah. Hal
ini sebenarnya sangatlah lazim oleh karena itu manusia mulai berfikir dan
mengakui bahwa sebenarnya ada kekuatan yang lebih besar yang pernah ada
dibandingkan dengan dirinya, dialah “Yang Maha”. Berbagai macam upaya dilakukan
oleh manusia untuk bisa berkomunikasi dengan Yang Maha, memanjatkan do`a, dan
lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar